Monday 30 July 2012

Review: CHRONICLE (2012)

"Fun, exciting, and filled with aggressive action."

Studio: 20th Century Fox. Runtime: 85 min.

Film found footage atau film fiksi yang ditampilkan dalam bentuk dokumenter sudah terhitung banyak jumlahnya.  Dan seperti yang kita ketahui, mayoritas dari film-film tersebut ber-genre horror. Semenjak kesuksesan Blair Witch Project di tahun 1999, film-film dengan tipe seperti ini terus berkembang hingga [REC]3 atau Paranormal Activity 4 sebagai contoh teranyar.

Chronicle merupakan sebuah found footage movie (atau biasa juga disebut mockumentary) lain dengan ide cerita yang segar dan menarik untuk diikuti. Alih-alih bergenre horror seperti film found footage pada umumnya, Chronicle menampilkan sebuah petualangan 3 remaja yang memiliki kekuatan superhero, dan bergenre sci-fi adventure yang sedikit dibumbui unsur drama di dalamnya. Bisa dibilang film ini merupakan gabungan antara film The Covenant dengan Hancock.

Konsep pengambilan gambarnya sendiri mirip film Cloverfield, namun Chronicle punya pergerakan kamera yang lebih dinamis dan bersahabat. Adalah Josh Trank (27 tahun), yang dulunya mengarahkan serial TV berjudul The Kill Point, duduk di kursi sutradara film ini sekaligus menjadi debut buatnya di layar lebar. Trank memulai film dengan sabar dan tidak terburu-buru, sebelum intensitas cerita mulai naik secara perlahan menjelang pertengahan dan ending. Beserta Max Landis sebagai penulis naskah yang juga sahabat karibnya, Trank bisa dibilang berhasil menjaga kedalaman cerita dari awal hingga akhir film.



Plot Cerita
Andrew Detmer (Dane DeHaan), seorang siswa SMU yang kuper dan tinggal dalam keluarga broken home, dimana ibunya mengalami sakit parah, dan ayahnya adalah seorang pemalas yang tidak peduli dengan kondisi keluarganya. Andrew mempunyai sebuah handycam yang selalu dia gunakan untuk merekam  aktivitasnya sehari-hari. Kehidupannya berubah setelah dia bersama Matt Garetty (Alex Russell), yang juga sepupunya, beserta Steve Montgomery (Michael B. Jordan) menemukan sebuah lubang bawah tanah yang mengubah mereka menjadi remaja dengan kekuatan super.

Selanjutnya aktivitas mereka sehari-hari selalu Andrew rekam menggunakan handycam, bagaimana mereka melatih kekuatan mereka untuk hal-hal iseng maupun terbang di angkasa. Tipikal remaja, bersifat ceria namun masih labil dalam mengambil keputusan, adalah poin utama film ini. Mereka bertiga harus memutuskan apakah kekuatan tersebut akan mereka gunakan untuk hal positif atau hanya untuk kesenangan belaka. Persahabatan mereka bertiga juga jadi taruhannya.

Dan pada akhirnya suasana ceria yang ditampilkan hingga pertengahan film mendadak berubah menjadi kelam setelah terjadi suatu hal yang mengakibatkan konflik antara Andrew dengan Matt. Andrew yang emosinya paling labil karena pengaruh keluarganya yang broken home dan tindakan bullying yang dilakukan teman-teman SMU-nya, melakukan hal-hal ekstrim yang merugikan orang lain lewat kekuatan super-nya. Matt pun harus bertindak cepat sebelum kemarahan Andrew semakin parah. 


Josh Trank menampilkan 25 menit terakhir film ini dengan luar biasa. Mobil dan bus terbang jadi nilai jual utama dan hal ini saya rasa berhasil mengundang decak kagum penonton. Adapun melihat ending film ini, peluang sekuel cukup terbuka lebar. Dan benar saja, rumornya Chronicle 2 akan hadir pada tahun 2014. Kita tunggu semoga film tersebut nantinya benar-benar dibuat.

Soal akting, peran DeHaan sebagai Andrew layak diacungi jempol. Meskipun masih terkesan agak kaku, dia berhasil menampilkan berbagai ekspresi mulai marah, bahagia, dan kecewa dengan baik. Namun chemistry di antara 3 remaja ini dihadirkan dengan kurang baik, mungkin karena akting Russell dan Jordan yang kurang bisa mengimbangi akting DeHaan.

Matt: "Andrew, don't fart. We'll never find you again."

Editing dan Penggunaan Kamera
Tidak seperti Cloverfield yang sepanjang film hanya memakai satu kamera saja, Chronicle merekam kejadian memakai banyak kamera. Selain handycam milik Andrew, CCTV, dan kamera reporter berita di helikopter turut digunakan sebagai pengambil gambar. Inilah yang membuat Chronicle terlihat begitu dinamis dan menarik untuk ditonton. Namun tetap saja teknik ini memiliki kekurangan, seperti timing penggunaan kamera dalam kondisi tertentu yang terkesan kebetulan dan tidak masuk akal. Toh hal tersebut mau tak mau harus dimaklumi, segala hal bisa terjadi dalam film.

Saya sendiri sangat terkesan sewaktu adegan Andrew, Matt, dan Steve terbang di angkasa direkam melalui handycam. Rasanya seolah menonton film Superman. Tone dan warna gambarnya pun terbilang jernih untuk sebuah film 'dokumenter'. Proses editing yang dilakukan oleh Elliot Greenberg juga berhasil menampilkan perpindahan gambar dari masing-masing kamera dengan baik.

Overall, dengan plot klise dan sederhana saja, Chronicle terbilang sukses. Bermodal 15 juta dollar USA, film ini berhasil meraup untung hingga 10 kali lipat dari modalnya. Mulai dari ketegangan, chaos, serta rangkaian adegan-adegan memorable yang mengalir sepanjang film dihadirkan oleh Trank dengan hampir sempurna, dan membuat film ini layak mendapat pujian. Underrated movie but well recommended!

Rate: 8 out of 10 stars / B




1 comment:

  1. salahsatu film favorit saya tahun ini. surprisingly entertaining banget. adegan mereka baru belajar terbang itu, punya nilai plus karna pengambilan gambarnya yg handledcamera, jd penonton seolah diajak 'ikut' merasakan serunya baru bisa terbang :D

    ReplyDelete